: "width=1100"' name='viewport'/> Ahmad Al-Ghifari: Naskah Drama Radio "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi"

Rabu, 28 Desember 2016

Naskah Drama Radio "Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi"

NASKAH
D I L A R A N G   M E N Y A N Y I   D I   K A M A R   M A N D I
 


DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
Sebuah Sandiwara 
Adaptasi bebas dari cerpen Seno Gumira Ajidarma
Oleh : anggy kurniawan

LAKON
PAK RT : (BEI KURNIA)
ZUS : (AYU)
HANSIP : (SYAUQI)
LELAKI : (ANGGY)
PAK SALIM: (HERI)
IBU SURTI(PENJUAL SAYUR) : (DESI)
IBU MARNI : (ARETHA)
IBU SITI : (ALFI)
IBU SUMIATI : (ICHA)

  Adegan I
(SUARA KICAUAN BURUNG DI PAGI HARI KETIKA SEORANG WANITA SEDANG MANDI DAN BERNYANYI
Basah,basah,basah, seluruh tubuh
Ah,ah, ah menyentuh kalbu
Manis,manis,manis semanis maddu
Ah,ah,ah menyentuh syahdu
(DAN SUARA MUSIC DONO MENGENDAP ENDAP )
ZUS DAN HANSIP SEDANG MENDENGARKAN SUARA MANDI SEOARANG WANITA (INGAT BUKAN MENGINTIP). MEREKA BERDUA GELISAH KARENA TAK SABAR SAMPAI –SAMPAI KALANG KABUT LALU BERTABRAKAN (GUBRAAAK)
KEMBALI “ SUARA KICAUAN BURUNG” DAN IBU-IBU MENJEMUR PAKAIAN LALU DATANG SEORANG PENJUAL SAYUR
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR)  : sayur, sayur ! bu sayur, bu sayur…
IBU MARNI : Sebentar bu, jemur pakaian dulu!
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) : Bu, ini sayur yang ibu pesan kemarin!
IBU SUMIATI : Iya bi, tunggu sebentar !
(IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) MASIH BERUCAP SAYUR, SAYUR, BU SAYURNYA BU SAYUR)
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) : Oh iya, ini sayur yang ibu pesan kemarin!
IBU SUMIATI : Ini sayur kapan nih ?
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) : Yah, sayur kemarin lah! Kan ibu pesannya kemarin.
IBU SUMIATI : Seharusnya sekarang hari ini dong! Masa iya sayur layu begini!
IBU SURTI (PEENJUAL SAYUR) : Kalo mau tidak layu ya pesannya hari ini saja bu! Jangan kemarin. Udah diambil saja!
IBU SUMIATI : Ah tidak jadi saja lah!
IBU MARNI : Hari ini sayurnya apa bi?
IBU SURTI ( PENJUAL SAYUR) : Mau sayur yang murah ? apa sayur yang….mahal ?
                                                            Yang banyak…..atau yang sedikit?
IBU MARNI : Mau yang murah saja bi tapi banyak?
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) : Mau yang bagus ? Ya yang mahal bu.
                                                           Oh sebentar dulu, oiya ini toge murah dan banyak !
IBU MARNI : lho gimana bi, saya kok di kasih toge ! apa ga ada yang lebih bergizi lagi toh?
IBU SURTI ( PENJUAL SAYUR) : Kan ibu sendri yang maunya murah dan banyak! Ya Cuma toge , murah tapi banyak ! harganya Cuma 10 Ribu saja.
IBU MARNI : Baiklah. Oh iya ibu-ibu, kalian sudah dengar bukan wanita yang suaranya sexy sekali itu?
IBU SITI : Iya, saya sudah dengar! Dan itu membuat suami kita membayangkan hal yang tidak-tidak!
IBU-IBU : Betul itu bu, membuat warga resah saja! Sebaiknya kita lapor pak Rt saja kalo begitu!
(SEKELOMPOK IBU-IBU BERBONDONG-BONDONG PERGI KE RUMAH PAK RT )

Adegan II

DEPAN RUMAH PAK RT
IBU-IBU WARGA SEPANJANG GANG ITU RIBUT DENGAN PAK RT.  
IBU SITI : Nah gini loh ceritanya pak, kami dan ibu-ibu kampung ini sudah pada tahu!
PAK RT  : Saya tidak percaya!
IBU SITI : Bapak boleh tidak percaya, tapi suara itu telah merugikan warga di kampung ini.
IBU MARNI : Betul Pak, terutama yang sudah berkeluarga seperti kami.
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR): Semenjak suara itu mulai muncul, kebahagiaan rumah tangga kami terganggu.
PAK RT  :  Kok bisa?
IBU SUMIATI : Aduh, Pak RT belum dengar sendiri sih! 
IBU SITI: Suaranya sexy sekali!
                  Saya bilang Sexy sekali, bukan hanya sexy.
IBU MARNI : Kalau mendengar suaranya, orang langsung membayangkan adegan-adegan erotis Pak!
PAK RT  : Sampai segitu?
IBU SURTI(PENJUAL SAYUR) : Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya Serak-serak basah itu disebabkan karena apa!
PAK RT  : Karena apa? Saya tidak tahu.
IBU SITI : Karena sering dipakai dong pastinya!
PAK RT  : Dipakai makan maksudnya?
IBU SUMIATI  : Pak RT ini bagaimana sih? Makanya jangan terlalu sibuk mengurusi kampung. Sesekali nonton yang begituan kek, untuk selingan supaya tahu dunia luar.
PAK RT  : Saya, Ketua RT, harus nonton yang begiutuan bagaiamana, lalu apa hubungannya?
IBU SURTI: Supaya Pak RT tahu, kenapa suara yang serak-serak basah itu sangat berbahaya untuk stabilitas sepanjang Gang ini.
IBU SITI : Apa Pak RT tidak tahu apa yang dimaksud dengan adegan-adegan erotis? Apa Pak RT tidak tahu dampaknya bagi keidupan keluarga?  Apa Pak RT selama ini buta kalau hampir semua suami di gang ini menjadi dingin di tempat tidur? Masak gara-gara nyanyian seorang wanita yang indekost di tempat ibu Saleha, kehidupan seksual warga masyarakat harus terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?
IBU MARNI  : Kami ibu-ibu sepanjang gang ini sudah sepakat, dia harus diusir!
IBU-IBU  : (BERSAHUTAN) Ya, di usir!!
PAK RT  : lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya harus dibicarakan baik-baik. Dengan musyawarah, dengan Mufakat, jangan main hakim sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan apa-apa? Dia hanya menyanyi di kamar mandi. Yang salah adalah imajinasi suami ibu-ibu sendiri, kenapa harus membayangkan adegan-adegan erotis? Banyak penyanyi dangdut suaranya serak-serak basah, tidak menimbulkan masalah. Padahal lagu-lagunya tersebar ke seluruh dunia.
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) : Ooo itu lain sekali pak. Mereka tidak menyanyikannya di kamar mandi dengan iringan bunyi jebar-jebur. 
IBU MARNI: Tidak ada bunyi resleting!
IBU SUMIATI: Tidak ada bunyi sabun menggosok kulit!
IBU- SITI :  Tidak ada bunyi karet celana dalam. 
IBU SURTI ( PENJUAL SAYUR) : Nyanyian dikamar mandi yang ini berbahaya, karena ada unsur erotisnya Pak! Porno! Pokoknya kalau Pak RT tidak mengambil tindakan, kami sendiri yang akan bertindak ! betul ibu-ibu?!
IBU-IBU  : (BERAMAI-RAMAI) Ya! Betul! 
PAK RT DAN IBU-IBU BENTROK LAGI. SAMPAI AKHIRNYA, SITUASI BISA DI AMANKAN OLEH HANSIP. HANSIP KEMBALI DATANG DENGAN TERENGAH-ENGAH SETELAH BERHASIL MENGUSIR IBU-IBU.
HANSIP  : Apa yang akan bapak lakukan sekarang?
PAK RT  : Aku tidak habis pikir, bagaimana suara yang serak-serak basah bisa membuat orang berkhayal begitu yah, sehingga mempengaruhi kebahagian kehidupan rumah tangga.
HANSIP  : Tentu saja bisa Pak. Suara itu betul-betul dahsyat. Ada semacam kekuatan yang dapat menghipnotis orang yang mendengarnya. Sehingga berimajinasi yang bukan-bukan. Lebih-lebih para lelaki, bakal lupa anak istri Pak!
PAK RT  :  Apakah yang terjadi dengan kenyataan sehingga seseorang bisa bercinta dengan imajinasi? Yang juga membuat aku bingung, kenapa para suami ini bisa mempunyai imajinasi yang sama?
HANSIP  : Ya namanya lelaki normal, Pak. Mungkin Bapak juga akan melakukan  hal yang sama. (JEDA SEBENTAR, KEMUDIAN SETENGAH BERBISIK). Itu kalo bapak masih normal.
PAK RT  :  Heh?! Apa kamu bilang.
HANSIP  : Eh, enggak pak! Saya bilang perempuan itu kayak kuda binal!
PAK RT  :  Ah, pasti ada yang salah dengan sistem imajinasi kita!
HANSIP  :  Sebaiknya bapak juga harus mendengarnya sendiri. Jadi bisa tahu siapa yang benar siapa yang salah kita atau mereka. Begitu pak!
PAK RT  : (BERPIKIR)
HANSIP  : Kalau Bapak mau, saya bisa menemani Pak.
PAK RT  : Itu kan maumu. Dasar mesum!
HANSIP  : Lho bukan begitu maksudnya pak. Saya tahu betul kapan perempuan itu mandi.
PAK RT  : (MENGHARDIK)  Jadi kamu juga salah satu hidung belang itu?!
HANSIP  : (TERSIPU) Jangan buru-buru menyimpulkan, Pak.  Bisa jadi, maaf, hidung Bapak juga jadi belang. Hehehe...ini maaf lho Pak.
PAK RT  : (MELOTOT) Hemmmm….!
HANSIP  : Emm, kalau Bapak berkenan, saya bisa mengantar Bapak untuk melihat kondisinya seperti apa.
PAK RT  : Jadi betul, kamu tahu kapan waktu dia mandi?
HANSIP  : Lho, ya jelas tahu dong Pak. Saya kan petugas keamanan di sini. Jadi saya bertanggung jawab atas semua aktivitas warga kampung ini. Termasuk mandi. Heeee...
PAK RT  :  Apa yang bisa kamu katakan soal wanita ini?
HANSIP  : Jadi begini Pak, menurut pengamatan saya, dia itu seorang wanita muda yang hidup dengan sangat teratur. Pergi kantor dan pulang ke rumah pada waktu yang tepat. Bangun tidur pada jam yang telah ditentukan. Makan dan membaca buku pada saat yang selalu sama. Begitu pula ketika ia harus mandi, sambil menyanyi dengan suara serak-serak basah. 
PAK RT  : Kalau begitu sekarang juga kamu antar saya kerumahnya. Tapi jangan sampai ketahuan ibu-ibu.
HANSIP  : Beres Pak !
 
Adegan III

Belakang rumah Zus, dekat kamar mandi. Pak Rt, hansip dan para lelaki kampung sedang menguping (ingat, bukan mengintip) Zus yang sedang mandi. Semuanya gelisah karena tak sabar. Mereka saling berbisik.
(Seorang wanita menyanyi )
(Musik mengendap-ngendap)
PAK RT  : (KEPADA HANSIP) heh! Mana? Lama benar.
HANSIP  : Sabar Pak, sebentar lagi!
LELAKI  : Waktunya selalu tepat Pak, tak pernah meleset.
PAK RT  : (MANGGUT-MANGGUT DENGAN BIJAK, KEMUDIAN MELIHAT
ARLOJI)  Masih satu menit lagi.

Satu menit segera lewat. Terdengar derit pintu kamar mandi. Serentak orang-
orang yang mengiringi Pak RT mengarahkan telinganya ke lobang angin, seperti
mengarahkan antena parabola ke Amerika seraya mengacungkan telunjuk di
depan mulut.
SEMUA  : sssssstt..!!
Pak RT melihat wajah-wajah yang bergairah, bagaikan siap dan tak sabar lagi mengikuti permainan yang seolah-olah paling mengasyikkan di dunia. Lantas segalanya jadi begitu hening. Bunyi pintu yang ditutup terdengar jelas. Begitu pula bunyi resluiting itu, bunyi gesekan kain-kain busana itu, dendang-dendang kecil itu, yang jelas suara wanita. Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat sekali. Bunyi gayung menghajar bak mandi terdengar mantab dan penuh semangat. Namun yang dinanti-natikan Pak RT bukan itu. Bukan pula bunyi gesekan sabun ke tubuh yang basah, yang sangat terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya. Yang ditunggu Pak RT adalah suara wanita itu. Dan memang dendang kecil itu segera menjadi nyanyian yang mungkin tidak teralu merdu tapi ternyata merangsang khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah apa pula yang dibayangkan orang-orang dibalik tembok dengan suara yang serak-serak basah itu. Wajah mereka seperti orang lupa dengan keadaan sekelilingnya. Agaknya nyanyian wanita itu telah menciptakan sebuah dunia di kepala mereka dan mereka sungguh-sungguh senang berada disana. 
HANSIP  : (TERSADAR DAN TETAP BERBISIK)
   Nah, benar kan Pak?
Pak RT keluar dari kerumunan itu. Adegan membayangkan dan seperti bicara dengan penonton.
PAK RT  :  Suara wanita itu sangat merangsang dan menimbulkan daya khayal yang meyakinkan seperti kenyataan. (PAK RT MEMEJAMKAN MATA) 
PAK RT  :  Bunyi air mengguyur badan jelas hanya mengarah tubuh yang telanjang. Bunyi sabun menggosok kulit boleh ditafsirkan untuk suatu bentuk tubuh yang sempurna. Dan akhirnya ya suara serak-serak basah itu, segera saja membayangkan suatu bentuk bibir, suatu gerakan mulut, leher yang jenjang, dan tenggorokan yang panjang. Astaga! Alangkah sensualnya, alangkah erotisnya, alangkah sexy!
 (PAK RT MEMBUKA MATA) Dengan terkejut dilihatnya warga masyarakat yang tenggelam dalam ekstase.
PARA LELAKI : Aaaaaaahhhhh!
PAK RT  : Heh, dia keluar! Kemudian para lelaki itu kalang kabut.
  (MUSIC PANIK)
Adegan IV

Suatu tempat.
HANSIP  : (MENDEKATI PAK RT) Betul kan pak, suaranya sexy sekali ?
PAK RT  : Ya betul
HANSIP  : Betul kan Pak, suaranya menimbulkan imajinasi yang tidak-tidak?
PAK RT  : Ya betul
HANSIP  : Betul kan Pak nyanyian di kamar mandi itu meresahkan masyarakat?
PAK RT  : Boleh jadi.
HANSIP  : Lho, ini sudah bukan boleh jadi lagi Pak, sudah terjadi! Apa kejadian kemarin belum cukup?
PAK RT  : Sudah.
HANSIP  : Maka dari itu Bapak harus segera mengambil tindakan! 
PAK RT  : Sedang saya pikirkan.
Lalu muncul Zus yang sudah berdandan rapi.
ZUS   : Mari Pak !
HANSIP  : (GUGUP) Ya mari, Non !
PAK RT  : Eh, Zus ! Bisa bicara sebentar ?
Mereka Berjalan keluar panggung.
LAMPU REDUP
 
ADEGAN V
Suatu tempat.
LAMPU TERANG  
Mereka muncul lagi dari arah berbeda.
ZUS   : Jadi suara saya terdengar sepanjang gang di belakang rumah?
PAK RT  : Betul, Zus.
ZUS   : Dan ibu-ibu meminta saya agar tidak menyanyi supaya suami mereka tidak berpikir yang bukan-bukan?
PAK RT  : Ya, kira-kira begitu Zus.
ZUS   : Jadi selama ini ternyata para suami di sepanjang gang dibelakang rumah membayangkan tubuh saya telanjang ketika mandi, dan membayangkan bagaimana seandainya saya bergumul dengan mereka di ranjang, begitu?
PAK RT dan HANSIP saling berpandangan dan malu.
ZUS   : Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak menyanyi di kamar mandi. Akan saya usahakan agar mulut saya tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
PAK RT  : Aduh, terimakasih banyak Zus. Harap maklum Zus, saya cuma tidak ingin masyarakat menjadi resah.
ZUS   : Iya Pak, sama-sama.
PAK RT  : Kalau begitu, kami permisi.
(Pak Rt dan Hansip pergi)
 LAMPU PADAM.
 
ADEGAN VI
Depan rumah Pak RT.
PAK RT  : (KEPADA PENONTON) Begitulah semenjak itu, tak terdengar lagi nyanyian bersuara serak-serak basah dari kamar mandi diujung gang itu. Saya merasa lega. Meski terkadang masih terbayang di benak saya betapa lidah wanita itu bergerak-gerak membasahi bibirnya yang sungguh-sungguh merah. Tapi tenang, semua akan berjalan lancar saudara-saudara.
TIBA-TIBA HANSIP DATANG DENGAN TERGOPOH-GOPOH.
HANSIP  : Pak Rt! Pak Rt! Gawat Pak Rt!
Kaum ibu sepanjang gang ternyata masih resah pak!
PAK RT  : Ada apa lagi? Apa wanita itu masih menyanyi lagi?
HANSIP  : Betul Pak, tapi menurut laporan ibu-ibu pada saya, setiap kali mendengar bunyi jebar-jebur dari kamar mandi itu, para suami membayangkan suaranya yang serak-serak basah. Dan karena membayangkan suaranya yang serak-serak basah yang sexy, lagi-lagi meraka membayangkan pergumulan di ranjang dengan wanita itu Pak. Akibatnya, kehidupan seksual warga kampung sepanjang gang ini masih belum harmonis. Para ibu mengeluh suami-suami mereka masih dingin, pak!
PAK RT  : Jangan-jangan khayalan para ibu tentang isi kepala suami mereka sendiri juga berlebihan! Kamu sendiri bagaimana? Apa kamu juga membayangkan yang tidak-tidak meski hanya mendengar jebar-jebur orang mandi saja?
HANSIP  : (TERSENYUM MALU) Saya belum kawin, pak.
PAK RT  : Aku tahu, maksudku kamu membayangkan adegan-adegan erotis atau tidak kalu mendengar dia mandi?
HANSIP  : Ehm! Ehm!
PAK RT  : Apa itu Ehm-Ehm?
HANSIP  : Iya, Pak.
PAK RT  : Nah, begitu dong terus terang dari tadi janga bertele-tele. Jadi ibu-ibu maunya apa?
HANSIP  : Mereka ingin minta wanita itu diusir Pak.
PAK RT  : (BERPIKIR SEJENAK) Tidak mungkin, wanita itu tidak bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi saja sudah keterlaluan.
HANSIP  : Tapi imajinasi porno itu tidak bisa dibendung Pak.
PAK RT  : Bukan salah wanita itu dong! Salahnya sendiri kenapa mesti membayangkan yang tidak-tidak? Memang tidak ada pekerjaan lain?
HANSIP  : Salah atau tidak, menurut ibu-ibu adalah wanita itu penyebabnya Pak. Ibu-ibu tidak mau tahu. Mereka menganggap bunyi jebar-jebur itu masih mengingatkan bahwa itu selalu diiringi nyanyian bersuara serak-serak basah yang sexy, sehingga para suami masih membayangkan suatu pergumulan di ranjang yang seru!
PAK RT  : Terlalu! Pikiran sendiri kemana-mana, orang lain disalahkan.
KEMUDIAN PAK RT BERJALAN KE ARAH DEPAN PANGGUNG, MELAKUKAN
SEMACAM MONOLOG. 
LAMPU BERUBAH.
PAK RT  : Pengalamannya yang panjang sebagai ketua RT membuat saya hafal, segala sesuatu bisa disebut kebenaran hanya jika dianut oelh orang banyak. Sudah berapa maling digebuk sampai mati dikampung itu dan tak ada seorangpun yang dituntut ke pengadilan, karena dianggap memang sudah seharusnya.
PAK RT  : (SEOLAH-OLAH KEPADA ZUS) Begitulah Zus, saya harap Zus berbesar hati menghadapi semua ini. Maklumlah orang kampung Zus, kalau sedang emosi semaunya sendiri. 
PAK RT  : (KEPADA PENONTON) Wanita itu lagi-lagi tersenyum penuh pengertian. Lagi-lagi ia menjilati bibirnya sendiri sebelum bicara.
PAK RT  : (MENIRUKAN GAYA ZUS) Sudahlah Pak, jangan dipikir, saya mau pindah ke kondominium saja, supaya tidak mengganggu orang lain.
PAK RT  : (KEPADA PENONTON) Maka hilanglah bunyi jebar-jebur pada jam yang sudah bisa dipastikan itu. Ibu-ibu yang sepanjang hari cuma mengenakan daster merasa puas, duri dalam daging telah pergi. Selama ini alangkah tersiksanya mereka, karena ulah suami mereka yang menjadi dingin, gara-gara membayangkan adegan seru dengan wanita bersuara serak-serak basah itu. 
LAMPU PADAM 


ADEGAN VII
Rumah warga.
PAK SALIM: Biasanya jam segini dia mandi 
IBU SITI : Sudah. Jangan diingat-ingat!
PAK SALIM : Biasanya dia mandi dengan bunyi jebar-jebur dan menyanyi dengan suara serak-serak basah.
IBU SITI  : Sudahlah. Kok malah diingat-ingat sih?
PAK SALIM : Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali. Mulut wanita itu hebat sekali, bibirnya merah dan basah. Setiap kali mendengar bunyi sabun menggosok kulit aku tidak bisa tidak membayangkan tubuh yang begitu penuh dan berisi. Seandainya tubuh itu ku peluk dan kubanting ke tempat tidur. Seandainya ..
BELUM HABIS KALIMAT SUAMI ITU, KETIKA ISTRINYA BERTERIAK KERAS SEKALI, SEHINGGA TERDENGAR SEPANJANG GANG.
IBU SITI : Tolooooooong! Suami saya berkhayal lagi! Tolooooooooong!
TERNYATA TERIAKAN ITU BERSAMBUT. DARI SETIAP TERAS RUMAH, TERDENGAR TERIAKAN PARA IBU MELOLONG-LOLONG.
IBU MARNI  : Toloooooooong! Suami saya memanggil-manggil nama wanita itu.
Toloooooong!
IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) : Tolooooong! Suami saya membayangkan adegan seru lagi dengan wanita itu! Tolooooooong!
IBU SUMIATI : Toloooooooong! Kami sedang berdua, tapi suami saya tidak mau bergerak sama sekali! Toloooooong!
PAK RT  : Bagaimana caranya menertibkan imajinasi?
MUSIK SUASANA GEGER. 
HANSIP BERLARI KIAN KEMARI MENENANGKAN IBU-IBU. PAK RT MUNCUL DI TENGAH KERAMAIAN ITU. 
PAK RT  : Baiklah, Bapak-bapak Ibu-Ibu saya sudah memutuskan, akan  mendirikan fitness centre di kampung ini. Di fitness centre itu akan diajarkan Senam Kebahagiaan Rumah Tangga yang wajib diikuti ibu-ibu, supaya bisa membahagiakan suaminya. pembukaan fitness center  itu kelak, kalau bisa dihadiri Jane Fonda, Ade Rai, Viki Burki, dan artis-artis lainnya.
LAMPU PADAM. KEMUDIAN TERANG DI SUATU SUDUT DIMANA HANSIP SEDANG
MEMASANG TULISAN  DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI  DI BAWAH
TULISAN ’PEMULUNG DILARANG MASUK’. END

Tidak ada komentar: