NASKAH
D I L A R A N G
M E N Y A N Y I D I K A M A R
M A N D I
DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
Sebuah Sandiwara
Adaptasi bebas dari cerpen Seno Gumira Ajidarma
Oleh : anggy kurniawan
LAKON
PAK
RT : (BEI KURNIA)
ZUS
: (AYU)
HANSIP
: (SYAUQI)
LELAKI
: (ANGGY)
PAK
SALIM: (HERI)
IBU
SURTI(PENJUAL SAYUR) : (DESI)
IBU
MARNI : (ARETHA)
IBU
SITI : (ALFI)
IBU
SUMIATI : (ICHA)
Adegan
I
(SUARA KICAUAN BURUNG DI PAGI HARI KETIKA SEORANG
WANITA SEDANG MANDI DAN BERNYANYI
Basah,basah,basah, seluruh tubuh
Ah,ah, ah menyentuh kalbu
Manis,manis,manis semanis maddu
Ah,ah,ah menyentuh syahdu
(DAN SUARA MUSIC DONO MENGENDAP ENDAP )
ZUS DAN HANSIP SEDANG MENDENGARKAN SUARA MANDI
SEOARANG WANITA (INGAT BUKAN MENGINTIP). MEREKA BERDUA GELISAH KARENA TAK SABAR
SAMPAI –SAMPAI KALANG KABUT LALU BERTABRAKAN (GUBRAAAK)
KEMBALI “ SUARA KICAUAN BURUNG” DAN IBU-IBU MENJEMUR
PAKAIAN LALU DATANG SEORANG PENJUAL SAYUR
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : sayur, sayur !
bu sayur, bu sayur…
IBU
MARNI : Sebentar bu, jemur pakaian dulu!
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : Bu, ini sayur yang ibu pesan kemarin!
IBU
SUMIATI : Iya bi, tunggu sebentar !
(IBU SURTI (PENJUAL SAYUR) MASIH BERUCAP SAYUR, SAYUR,
BU SAYURNYA BU SAYUR)
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : Oh iya, ini sayur yang ibu pesan kemarin!
IBU
SUMIATI : Ini sayur kapan nih ?
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : Yah, sayur kemarin lah! Kan ibu pesannya kemarin.
IBU
SUMIATI : Seharusnya sekarang hari ini dong! Masa iya sayur layu begini!
IBU
SURTI (PEENJUAL SAYUR) : Kalo mau tidak layu ya pesannya hari ini saja bu!
Jangan kemarin. Udah diambil saja!
IBU
SUMIATI : Ah tidak jadi saja lah!
IBU
MARNI : Hari ini sayurnya apa bi?
IBU
SURTI ( PENJUAL SAYUR) : Mau sayur yang murah ? apa sayur yang….mahal ?
Yang banyak…..atau yang
sedikit?
IBU
MARNI : Mau yang murah saja bi tapi banyak?
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : Mau yang bagus ? Ya yang mahal bu.
Oh sebentar dulu, oiya ini toge
murah dan banyak !
IBU
MARNI : lho gimana bi, saya kok di kasih toge ! apa ga ada yang lebih bergizi
lagi toh?
IBU
SURTI ( PENJUAL SAYUR) : Kan ibu sendri yang maunya murah dan banyak! Ya Cuma
toge , murah tapi banyak ! harganya Cuma 10 Ribu saja.
IBU
MARNI : Baiklah. Oh iya ibu-ibu, kalian sudah dengar bukan wanita yang suaranya
sexy sekali itu?
IBU
SITI : Iya, saya sudah dengar! Dan itu membuat suami kita membayangkan hal yang
tidak-tidak!
IBU-IBU
: Betul itu bu, membuat warga resah saja! Sebaiknya kita lapor pak Rt saja kalo
begitu!
(SEKELOMPOK
IBU-IBU BERBONDONG-BONDONG PERGI KE RUMAH PAK RT )
Adegan II
DEPAN RUMAH PAK RT
IBU-IBU WARGA SEPANJANG GANG ITU RIBUT DENGAN PAK RT.
IBU
SITI : Nah gini loh ceritanya pak, kami dan ibu-ibu kampung ini sudah pada
tahu!
PAK
RT : Saya tidak percaya!
IBU
SITI : Bapak boleh tidak percaya, tapi suara itu telah merugikan warga di
kampung ini.
IBU
MARNI : Betul Pak, terutama yang sudah berkeluarga seperti kami.
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR): Semenjak suara itu mulai muncul, kebahagiaan rumah
tangga kami terganggu.
PAK
RT :
Kok bisa?
IBU
SUMIATI : Aduh, Pak RT belum dengar sendiri sih!
IBU
SITI: Suaranya sexy sekali!
Saya bilang Sexy sekali, bukan hanya
sexy.
IBU
MARNI : Kalau mendengar suaranya, orang langsung membayangkan adegan-adegan
erotis Pak!
PAK
RT : Sampai segitu?
IBU
SURTI(PENJUAL SAYUR) : Ya, sampai begitu! Bapak kan tahu sendiri, suaranya Serak-serak
basah itu disebabkan karena apa!
PAK
RT : Karena apa? Saya tidak tahu.
IBU
SITI : Karena sering dipakai dong pastinya!
PAK
RT : Dipakai makan maksudnya?
IBU
SUMIATI : Pak RT ini bagaimana sih?
Makanya jangan terlalu sibuk mengurusi kampung. Sesekali nonton yang begituan
kek, untuk selingan supaya tahu dunia luar.
PAK
RT : Saya, Ketua RT, harus nonton yang
begiutuan bagaiamana, lalu apa hubungannya?
IBU
SURTI: Supaya Pak RT tahu, kenapa suara yang serak-serak basah itu sangat
berbahaya untuk stabilitas sepanjang Gang ini.
IBU
SITI : Apa Pak RT tidak tahu apa yang dimaksud dengan adegan-adegan erotis? Apa
Pak RT tidak tahu dampaknya bagi keidupan keluarga? Apa Pak RT selama ini buta kalau hampir semua
suami di gang ini menjadi dingin di tempat tidur? Masak gara-gara nyanyian
seorang wanita yang indekost di tempat ibu Saleha, kehidupan seksual warga masyarakat
harus terganggu? Sampai kapan semua ini berlangsung?
IBU
MARNI : Kami ibu-ibu sepanjang gang ini
sudah sepakat, dia harus diusir!
IBU-IBU : (BERSAHUTAN) Ya, di usir!!
PAK
RT : lho, lho, lho, sabar dulu. Semuanya
harus dibicarakan baik-baik. Dengan musyawarah, dengan Mufakat, jangan main
hakim sendiri. Dia kan tidak membuat kesalahan apa-apa? Dia hanya menyanyi di
kamar mandi. Yang salah adalah imajinasi suami ibu-ibu sendiri, kenapa harus
membayangkan adegan-adegan erotis? Banyak penyanyi dangdut suaranya serak-serak
basah, tidak menimbulkan masalah. Padahal lagu-lagunya tersebar ke seluruh
dunia.
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : Ooo itu lain sekali pak. Mereka tidak menyanyikannya di
kamar mandi dengan iringan bunyi jebar-jebur.
IBU
MARNI: Tidak ada bunyi resleting!
IBU
SUMIATI: Tidak ada bunyi sabun menggosok kulit!
IBU-
SITI : Tidak ada bunyi karet celana
dalam.
IBU
SURTI ( PENJUAL SAYUR) : Nyanyian dikamar mandi yang ini berbahaya, karena ada unsur
erotisnya Pak! Porno! Pokoknya kalau Pak RT tidak mengambil tindakan, kami
sendiri yang akan bertindak ! betul ibu-ibu?!
IBU-IBU : (BERAMAI-RAMAI) Ya! Betul!
PAK RT DAN IBU-IBU BENTROK LAGI. SAMPAI AKHIRNYA,
SITUASI BISA DI AMANKAN OLEH HANSIP. HANSIP KEMBALI DATANG DENGAN
TERENGAH-ENGAH SETELAH BERHASIL MENGUSIR IBU-IBU.
HANSIP : Apa yang akan bapak lakukan sekarang?
PAK
RT : Aku tidak habis pikir, bagaimana
suara yang serak-serak basah bisa membuat orang berkhayal begitu yah, sehingga
mempengaruhi kebahagian kehidupan rumah tangga.
HANSIP : Tentu saja bisa Pak. Suara itu betul-betul
dahsyat. Ada semacam kekuatan yang dapat menghipnotis orang yang mendengarnya.
Sehingga berimajinasi yang bukan-bukan. Lebih-lebih para lelaki, bakal lupa
anak istri Pak!
PAK
RT :
Apakah yang terjadi dengan kenyataan sehingga seseorang bisa bercinta
dengan imajinasi? Yang juga membuat aku bingung, kenapa para suami ini bisa
mempunyai imajinasi yang sama?
HANSIP : Ya namanya lelaki normal, Pak. Mungkin
Bapak juga akan melakukan hal yang sama.
(JEDA SEBENTAR, KEMUDIAN SETENGAH BERBISIK). Itu kalo bapak masih normal.
PAK
RT :
Heh?! Apa kamu bilang.
HANSIP : Eh, enggak pak! Saya bilang perempuan itu
kayak kuda binal!
PAK
RT :
Ah, pasti ada yang salah dengan sistem imajinasi kita!
HANSIP :
Sebaiknya bapak juga harus mendengarnya sendiri. Jadi bisa tahu siapa
yang benar siapa yang salah kita atau mereka. Begitu pak!
PAK
RT : (BERPIKIR)
HANSIP : Kalau Bapak mau, saya bisa menemani Pak.
PAK
RT : Itu kan maumu. Dasar mesum!
HANSIP : Lho bukan begitu maksudnya pak. Saya tahu
betul kapan perempuan itu mandi.
PAK
RT : (MENGHARDIK) Jadi kamu juga salah satu hidung belang itu?!
HANSIP : (TERSIPU) Jangan buru-buru menyimpulkan,
Pak. Bisa jadi, maaf, hidung Bapak juga
jadi belang. Hehehe...ini maaf lho Pak.
PAK
RT : (MELOTOT) Hemmmm….!
HANSIP : Emm, kalau Bapak berkenan, saya bisa
mengantar Bapak untuk melihat kondisinya seperti apa.
PAK
RT : Jadi betul, kamu tahu kapan waktu
dia mandi?
HANSIP : Lho, ya jelas tahu dong Pak. Saya kan
petugas keamanan di sini. Jadi saya bertanggung jawab atas semua aktivitas
warga kampung ini. Termasuk mandi. Heeee...
PAK
RT :
Apa yang bisa kamu katakan soal wanita ini?
HANSIP : Jadi begini Pak, menurut pengamatan saya,
dia itu seorang wanita muda yang hidup dengan sangat teratur. Pergi kantor dan
pulang ke rumah pada waktu yang tepat. Bangun tidur pada jam yang telah
ditentukan. Makan dan membaca buku pada saat yang selalu sama. Begitu pula
ketika ia harus mandi, sambil menyanyi dengan suara serak-serak basah.
PAK
RT : Kalau begitu sekarang juga kamu
antar saya kerumahnya. Tapi jangan sampai ketahuan ibu-ibu.
HANSIP : Beres Pak !
Adegan III
Belakang rumah Zus, dekat kamar mandi. Pak Rt, hansip
dan para lelaki kampung sedang menguping (ingat, bukan mengintip) Zus yang
sedang mandi. Semuanya gelisah karena tak sabar. Mereka saling berbisik.
(Seorang wanita menyanyi )
(Musik mengendap-ngendap)
PAK
RT : (KEPADA HANSIP) heh! Mana? Lama benar.
HANSIP : Sabar Pak, sebentar lagi!
LELAKI : Waktunya selalu tepat Pak, tak pernah
meleset.
PAK
RT : (MANGGUT-MANGGUT DENGAN BIJAK,
KEMUDIAN MELIHAT
ARLOJI) Masih satu menit lagi.
Satu menit segera lewat. Terdengar derit pintu kamar
mandi. Serentak orang-
orang yang mengiringi Pak RT mengarahkan telinganya ke
lobang angin, seperti
mengarahkan antena parabola ke Amerika seraya
mengacungkan telunjuk di
depan mulut.
SEMUA : sssssstt..!!
Pak RT melihat wajah-wajah yang bergairah, bagaikan
siap dan tak sabar lagi mengikuti permainan yang seolah-olah paling
mengasyikkan di dunia. Lantas segalanya jadi begitu hening. Bunyi pintu yang
ditutup terdengar jelas. Begitu pula bunyi resluiting itu, bunyi gesekan
kain-kain busana itu, dendang-dendang kecil itu, yang jelas suara wanita.
Lantas byar-byur-byar-byur. Wanita itu rupa-ruapnya mandi dengan dahsyat
sekali. Bunyi gayung menghajar bak mandi terdengar mantab dan penuh semangat.
Namun yang dinanti-natikan Pak RT bukan itu. Bukan pula bunyi gesekan sabun ke
tubuh yang basah, yang sangat terbuka untuk ditafsirkan sebebas-bebasnya. Yang
ditunggu Pak RT adalah suara wanita itu. Dan memang dendang kecil itu segera
menjadi nyanyian yang mungkin tidak teralu merdu tapi ternyata merangsang
khayalan menggairahkan. Suara wanita itu serak-serak basah, entah apa pula yang
dibayangkan orang-orang dibalik tembok dengan suara yang serak-serak basah itu.
Wajah mereka seperti orang lupa dengan keadaan sekelilingnya. Agaknya nyanyian
wanita itu telah menciptakan sebuah dunia di kepala mereka dan mereka
sungguh-sungguh senang berada disana.
HANSIP : (TERSADAR DAN TETAP BERBISIK)
Nah, benar kan Pak?
Pak RT keluar dari kerumunan itu. Adegan membayangkan
dan seperti bicara dengan penonton.
PAK
RT :
Suara wanita itu sangat merangsang dan menimbulkan daya khayal yang
meyakinkan seperti kenyataan. (PAK RT MEMEJAMKAN MATA)
PAK
RT :
Bunyi air mengguyur badan jelas hanya mengarah tubuh yang telanjang.
Bunyi sabun menggosok kulit boleh ditafsirkan untuk suatu bentuk tubuh yang
sempurna. Dan akhirnya ya suara serak-serak basah itu, segera saja membayangkan
suatu bentuk bibir, suatu gerakan mulut, leher yang jenjang, dan tenggorokan
yang panjang. Astaga! Alangkah sensualnya, alangkah erotisnya, alangkah sexy!
(PAK RT MEMBUKA
MATA) Dengan terkejut dilihatnya warga masyarakat yang tenggelam dalam ekstase.
PARA
LELAKI : Aaaaaaahhhhh!
PAK
RT : Heh, dia keluar! Kemudian para
lelaki itu kalang kabut.
(MUSIC PANIK)
Adegan IV
Suatu tempat.
HANSIP : (MENDEKATI PAK RT) Betul kan pak, suaranya
sexy sekali ?
PAK
RT : Ya betul
HANSIP : Betul kan Pak, suaranya menimbulkan
imajinasi yang tidak-tidak?
PAK
RT : Ya betul
HANSIP : Betul kan Pak nyanyian di kamar mandi itu
meresahkan masyarakat?
PAK
RT : Boleh jadi.
HANSIP : Lho, ini sudah bukan boleh jadi lagi Pak,
sudah terjadi! Apa kejadian kemarin belum cukup?
PAK
RT : Sudah.
HANSIP : Maka dari itu Bapak harus segera mengambil
tindakan!
PAK
RT : Sedang saya pikirkan.
Lalu muncul Zus yang sudah berdandan rapi.
ZUS : Mari Pak !
HANSIP : (GUGUP) Ya mari, Non !
PAK
RT : Eh, Zus ! Bisa bicara sebentar ?
Mereka Berjalan keluar panggung.
LAMPU REDUP
ADEGAN V
Suatu tempat.
LAMPU TERANG
Mereka muncul lagi dari arah berbeda.
ZUS : Jadi suara saya terdengar sepanjang gang
di belakang rumah?
PAK
RT : Betul, Zus.
ZUS : Dan ibu-ibu meminta saya agar tidak
menyanyi supaya suami mereka tidak berpikir yang bukan-bukan?
PAK
RT : Ya, kira-kira begitu Zus.
ZUS : Jadi selama ini ternyata para suami di
sepanjang gang dibelakang rumah membayangkan tubuh saya telanjang ketika mandi,
dan membayangkan bagaimana seandainya saya bergumul dengan mereka di ranjang,
begitu?
PAK RT dan HANSIP saling berpandangan dan malu.
ZUS : Baiklah Pak RT, Saya usahakan untuk tidak
menyanyi di kamar mandi. Akan saya usahakan agar mulut saya tidak mengeluarkan
suara sedikit pun.
PAK
RT : Aduh, terimakasih banyak Zus. Harap
maklum Zus, saya cuma tidak ingin masyarakat menjadi resah.
ZUS : Iya Pak, sama-sama.
PAK
RT : Kalau begitu, kami permisi.
(Pak Rt dan Hansip pergi)
LAMPU PADAM.
ADEGAN VI
Depan rumah Pak RT.
PAK
RT : (KEPADA PENONTON) Begitulah
semenjak itu, tak terdengar lagi nyanyian bersuara serak-serak basah dari kamar
mandi diujung gang itu. Saya merasa lega. Meski terkadang masih terbayang di
benak saya betapa lidah wanita itu bergerak-gerak membasahi bibirnya yang
sungguh-sungguh merah. Tapi tenang, semua akan berjalan lancar saudara-saudara.
TIBA-TIBA HANSIP DATANG DENGAN TERGOPOH-GOPOH.
HANSIP : Pak Rt! Pak Rt! Gawat Pak Rt!
Kaum
ibu sepanjang gang ternyata masih resah pak!
PAK
RT : Ada apa lagi? Apa wanita itu masih
menyanyi lagi?
HANSIP : Betul Pak, tapi menurut laporan ibu-ibu
pada saya, setiap kali mendengar bunyi jebar-jebur dari kamar mandi itu, para
suami membayangkan suaranya yang serak-serak basah. Dan karena membayangkan
suaranya yang serak-serak basah yang sexy, lagi-lagi meraka membayangkan
pergumulan di ranjang dengan wanita itu Pak. Akibatnya, kehidupan seksual warga
kampung sepanjang gang ini masih belum harmonis. Para ibu mengeluh suami-suami
mereka masih dingin, pak!
PAK
RT : Jangan-jangan khayalan para ibu
tentang isi kepala suami mereka sendiri juga berlebihan! Kamu sendiri
bagaimana? Apa kamu juga membayangkan yang tidak-tidak meski hanya mendengar
jebar-jebur orang mandi saja?
HANSIP : (TERSENYUM MALU) Saya belum kawin, pak.
PAK
RT : Aku tahu, maksudku kamu
membayangkan adegan-adegan erotis atau tidak kalu mendengar dia mandi?
HANSIP : Ehm! Ehm!
PAK
RT : Apa itu Ehm-Ehm?
HANSIP : Iya, Pak.
PAK
RT : Nah, begitu dong terus terang dari
tadi janga bertele-tele. Jadi ibu-ibu maunya apa?
HANSIP : Mereka ingin minta wanita itu diusir Pak.
PAK
RT : (BERPIKIR SEJENAK) Tidak mungkin,
wanita itu tidak bersalah. Bahkan melarangnya nyanyi saja sudah keterlaluan.
HANSIP : Tapi imajinasi porno itu tidak bisa dibendung
Pak.
PAK
RT : Bukan salah wanita itu dong!
Salahnya sendiri kenapa mesti membayangkan yang tidak-tidak? Memang tidak ada
pekerjaan lain?
HANSIP : Salah atau tidak, menurut ibu-ibu adalah
wanita itu penyebabnya Pak. Ibu-ibu tidak mau tahu. Mereka menganggap bunyi
jebar-jebur itu masih mengingatkan bahwa itu selalu diiringi nyanyian bersuara
serak-serak basah yang sexy, sehingga para suami masih membayangkan suatu
pergumulan di ranjang yang seru!
PAK
RT : Terlalu! Pikiran sendiri
kemana-mana, orang lain disalahkan.
KEMUDIAN PAK RT BERJALAN KE ARAH DEPAN PANGGUNG,
MELAKUKAN
SEMACAM MONOLOG.
LAMPU BERUBAH.
PAK
RT : Pengalamannya yang panjang sebagai
ketua RT membuat saya hafal, segala sesuatu bisa disebut kebenaran hanya jika
dianut oelh orang banyak. Sudah berapa maling digebuk sampai mati dikampung itu
dan tak ada seorangpun yang dituntut ke pengadilan, karena dianggap memang
sudah seharusnya.
PAK
RT : (SEOLAH-OLAH KEPADA ZUS) Begitulah
Zus, saya harap Zus berbesar hati menghadapi semua ini. Maklumlah orang kampung
Zus, kalau sedang emosi semaunya sendiri.
PAK
RT : (KEPADA PENONTON) Wanita itu
lagi-lagi tersenyum penuh pengertian. Lagi-lagi ia menjilati bibirnya sendiri
sebelum bicara.
PAK
RT : (MENIRUKAN GAYA ZUS) Sudahlah Pak,
jangan dipikir, saya mau pindah ke kondominium saja, supaya tidak mengganggu
orang lain.
PAK
RT : (KEPADA PENONTON) Maka hilanglah
bunyi jebar-jebur pada jam yang sudah bisa dipastikan itu. Ibu-ibu yang
sepanjang hari cuma mengenakan daster merasa puas, duri dalam daging telah
pergi. Selama ini alangkah tersiksanya mereka, karena ulah suami mereka yang
menjadi dingin, gara-gara membayangkan adegan seru dengan wanita bersuara
serak-serak basah itu.
LAMPU PADAM
ADEGAN VII
Rumah warga.
PAK
SALIM: Biasanya jam segini dia mandi
IBU
SITI : Sudah. Jangan diingat-ingat!
PAK
SALIM : Biasanya dia mandi dengan bunyi jebar-jebur dan menyanyi dengan suara
serak-serak basah.
IBU
SITI : Sudahlah. Kok malah diingat-ingat
sih?
PAK
SALIM : Kalau dia menyanyi suaranya sexy sekali. Mulut wanita itu hebat sekali,
bibirnya merah dan basah. Setiap kali mendengar bunyi sabun menggosok kulit aku
tidak bisa tidak membayangkan tubuh yang begitu penuh dan berisi. Seandainya
tubuh itu ku peluk dan kubanting ke tempat tidur. Seandainya ..
BELUM HABIS KALIMAT SUAMI ITU, KETIKA ISTRINYA
BERTERIAK KERAS SEKALI, SEHINGGA TERDENGAR SEPANJANG GANG.
IBU
SITI : Tolooooooong! Suami saya berkhayal lagi! Tolooooooooong!
TERNYATA TERIAKAN ITU BERSAMBUT. DARI SETIAP TERAS
RUMAH, TERDENGAR TERIAKAN PARA IBU MELOLONG-LOLONG.
IBU
MARNI : Toloooooooong! Suami saya
memanggil-manggil nama wanita itu.
Toloooooong!
IBU
SURTI (PENJUAL SAYUR) : Tolooooong! Suami saya membayangkan adegan seru lagi dengan
wanita itu! Tolooooooong!
IBU
SUMIATI : Toloooooooong! Kami sedang berdua, tapi suami saya tidak mau bergerak
sama sekali! Toloooooong!
PAK
RT : Bagaimana caranya menertibkan
imajinasi?
MUSIK SUASANA GEGER.
HANSIP BERLARI KIAN KEMARI MENENANGKAN IBU-IBU. PAK RT
MUNCUL DI TENGAH KERAMAIAN ITU.
PAK
RT : Baiklah, Bapak-bapak Ibu-Ibu saya
sudah memutuskan, akan mendirikan
fitness centre di kampung ini. Di fitness centre itu akan diajarkan Senam
Kebahagiaan Rumah Tangga yang wajib diikuti ibu-ibu, supaya bisa membahagiakan
suaminya. pembukaan fitness center itu
kelak, kalau bisa dihadiri Jane Fonda, Ade Rai, Viki Burki, dan artis-artis
lainnya.
LAMPU PADAM. KEMUDIAN TERANG DI SUATU SUDUT DIMANA
HANSIP SEDANG
MEMASANG TULISAN
DILARANG MENYANYI DI KAMAR MANDI
DI BAWAH
TULISAN ’PEMULUNG DILARANG MASUK’. END